KAHFE VELVET
Cerdas-Ceria-Berakhlak Mulia
|
Salam
Redaksi
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hai sahabat firdaus, Alhamdulillah ya. Kahfe Velvetbias ketemu lagi ama
mahasiswa PGSD Unnes yang lumut (lucu dan imut). Gi mana kuliahnya? Semoga lancar
ya. Kuliah jalan terus, ibadah juga mesti ditingkatkan ya pren. Biar selamet
dunia akhirat. Pada edisi kali ini Kahfe Velvet menyajikan materi yang asik dan
semoga bermanfaat. Selamat membaca.
Wa’alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh.
Hidup
di Kos? Ihh Woww….
Apa jadinya
bila kita hidup jauh dari ortu kita? Mungkin ngekos, tinggal di asrama, atau
ngontrak rumah sendiri atau bersama orang lain. Pastinya ada lebih banyak
kebebasan yang kita dapatkan di sana, di samping tantangan yang lebih besar
dibanding ketika di rumah. Mau tidur terus di dalam kos dari pagi sampai malam
juga gak ada yang negur, mau keluyuran sepanjang waktu juga tak ada yang
ngatur. Tapi apakah seperti itu jalan yang hendak kita pilih saat tinggal di
kos? Pastinya kita tak bakalan menjadi pribadi yang sukses lagi bahagia dengan
gaya-gaya amburadul seperti itu. Apalagi kita kan remaja muslim yang jelas beda
dengan remaja jenis yang lain.
Tetap
menjadi pribadi yang baik dan shalih kala hidup di kos-kosan sudah mesti
jadi pilihan yang tak boleh ditawar-tawar lagi. Tapi masalahnya, bagaimana cara
untuk survive di kos-kosan? Bukankah lebih banyak teman sekos-kosan yang tak
shalih dibandingkan yang shalih. Bukankah banyak remaja yang meninggalkan
shalat di kos-kosan? Bukankan tak sedikit anak kos yang gaul bebas karena jauh
dari orang tua. Bukankah tak sedikit jumlah remaja yang makin jauh dari ajaran
Islam ketika salah pergaulan di kos-kosan. Seribu satu tawaran mengasyikan dan
penuh tantangan di kehidupan anak kos.
Membalas Kebaikan Orang Tua
Allah Ta’ala
mewasiatkan agar berterima kasih kepada orang tua di samping bersyukur
kepada-Nya. Berbaakti kepada orang tua yaitu mendengar dan mentaati mereka
dalam kebajikan. Ingatlah bahwa orang tua kita rela melakukan apa saja demi
kebaikan orang tua. Seandainya ketika seorang ibu akan melahirkan bayi,
sedangkan nyawanya terancam. “Ibu, anda ingin bayi anda lahir atau nyawa ibu
tidak tertolong.” Tentu saja seorang ibu akan memilih rela mati demi bayi.
Begitu
besarnya jasa kedua orang tua kita, sehingga apapun yang kita lakukan untuk
berbakti kepada orang tua tidak akan dapat membalas jasa keduanya. Ketika
sahabat Abdullah bin Umar Radiyallahu ‘Anhuma melihat seorang menggendong
ibunya untuk Tawaf diKa’bah dan ‘ke mana saja ibu menginginkan. Orang tersebut
bertanya kepada, “Wahai Abdullah bin Umar, dengan perbuatanku seperti ini
apakah aku sudah membalas jasa ibuku?.” Abdullah bin Umar menjawab, “Belum,
setetes pun engkau belum dapat membalas kebaikan kedua orang tuamu.
Mutiara Hadits
Malaikat Jibril datang kepada Nabi Saw, lalu berkata, “Hai Muhammad,
hiduplah sesukamu namun engkau pasti mati. Berbuatlah sesukamu namun engkau
pasti akan diganjar, dan cintailah siapa yang engkau sukai namun pasti engkau
akan berpisah dengannya. Ketahuilah, kemuliaan seorang mukmin tergantung shalat
malamnya dan kehormatannya tergantung dari ketidakbutuhannya kepada orang
lain.”
(HR. Ath-Thabrani)
Smash (Sms Penyemangat Isi Hati)
Kita
mengeluh, “Itu gak mungkin.” Allah menjwab, “Jika Allah menghendaki sesuatu,
cukup berkata –Jadi! Maka terjadilah ia.” (Yaasin : 82).
Kita
mengeluh, “Saya terlalu lelah.” Allah menjawab, “Aku ciptakan tidurmu untuk
istirahatmu.” (An-Naba’ : 9).
Kita
mengeluh, “Saya tak mampu.” Allah menjawab, “Allah membebankan sesuatu pada
seseorang melainkan sesuai dengan kemampuannya.” (Al-Baqarah : 286)
Kita
mengeluh, “Saya stress.” Allah menjawab, “Hanya dengan mengingat Allah, maka
hati menjadi tenang.” (Ar-Ra’d : 28)
Kita
mengeluh, “Tak ada gunanya.” Allah menjawab, “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan
seberat dzarah, niscaya ia akan melihat kebaikannya.” (Az-Zalzalah : 7)
Mengembangnya
alam semesta.
“Dan
langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya.” (Al Qur’an, 51:47)
Hingga awal
abad ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu
pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu
kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang
dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta
sesungguhnya memiliki permulaan, dan ia terus-menerus “mengembang”.
Pada awal
abad ke-20, fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia,
George Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa
bergerak dan mengembang.
Fakta ini
dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika
mengamati langit dengan teleskop, Edwin Hubble, seorang astronom Amerika,
menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi terus bergerak saling menjauhi.
Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya terus bergerak menjauhi satu
sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut terus-menerus “mengembang”.
Pengamatan
yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya memperkokoh fakta bahwa alam semesta
terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan dalam Al Qur’an pada saat tak
seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al Qur’an adalah firman Allah, Sang
Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam semesta.
Tokoh
Muslim : Abdurrahman Bin Auf
Abdurrahman
bin Auf adalah seorang pemimpin yang mengendalikan hartanya. Bukan seorang
budak yang dikendalikan oleh hartanya. Sebagai bukti, ia tidak mau celaka
dengan mengumpulkan harta ke¬mudian menyimpannya. Ia mengumpulkan harta dengan
jalan yang halal.
Kemudian,
harta itu tidak ia nikmati sendirian. Keluarga, kaum kerabatnya,
saudara-saudaranya dan masyarakat ikut juga menikmati kekayaan Abdurrahman bin
Auf.
Saking
kayanya Abdurrahman bin Auf, seseorang pernah berkata, “Seluruh penduduk
Madinah bersatu dengan Abdur¬rahman bin Auf. Sepertiga hartanya dipinjamkan
kepada mereka. Sepertiga lagi dipergunakannya untuk membayar utang-utang
mereka. Dan sepertiga sisanya diberikan dan dibagi-bagikan kepada mereka.”
Abdurahman
bin Auf sadar bahwa harta kekayaan yang ada padanya tidak akan mendatangkan
kelegaan dan kesenangan pada dirinya jika tidak ia pergunakan untuk membela
agama Allah dan membantu kawan-kawannya. Adapun, jika ia memikirkan harta itu
untuk dirinya, ia selalu ragu saja.